Menu

Makalah Organizing Dalam Manajemen



FUNGSI ORGANIZING DALAM MANAJEMEN
MAKALAH
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pengantar  Ilmu Administrasi Dan Manajemen
Dibimbing Oleh Dosen : Novi Marlena, S.Pd, M.Si
logo unesa new

Disusun oleh :
1.      Moh. Dwi Wahyudy P            (138554016)
2.      Nissya Andrea                                    (138554000)
3.      Linda Riskanata          
            (138554074)
4.      Rina Ningtias                          (138554076)
5.      Much. Noor Iksan                   (138554058)



UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
FAKULTAS EKONOMI
S1 PENDIDIKAN EKONOMI
2013-2014


KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb.
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat, taufik dan hidayahnya kepada ilahi sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini dengan baik. Adapun makalah yang kami buat ini yang  berjudul “Fungsi Organizing dalam Manajemen”. Penulisan makalah ini dapat terselesaikan atas bantuan dari berbagai pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu kami mengucapkan terima kasih kepada:
1.   Ibu Novi Marlena, S.Pd, M.Si selaku dosen pembimbing kami.
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu kritik maupun saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan demi menyempurnakan tugas makalah ini. Semoga tugas makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Amin .
Wassalamu’alaikum Wr.Wb.

Surabaya,01 Desember 2013

Tim Penyusun





DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
1.2  Rumusan Masalah
1.3  Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
1.1  Pengertian organisasi dan pengorganisasian
1.2  Unsur-unsur pengorganisasian
1.3  Tujuan pengorganisasian
1.4  Fungsi pengorganisasian
1.5  Kegiatan dalam fungsi pengorganisasian
1.6  Proses atau langkah-langkah pengorganisasian
BAB III PENUTUP
1.1  Kesimpulan
1.2  Saran
DAFTAR PUSTAKA






BAB I
PENDAHULUAN
I.I Latar Belakang
              Berbagai kebutuhan hidup yang tidak terbatas dan kemampuan yang terbataslah yang mendorong manusia untuk berhubungan dengan manusia lainnya. Hal ini diperkuat dengan pendapat, bahwa manusia merupakan mahluk social. Sejalan dengan tingkat kematangan (keinginan dan kemampuannya), hubungan tersebut terus bergerak dinamis dimuali dari tingkat yang sederhana, hingga tingkat hubungan yang modern. Sebuah organisasi adalah pola hubungan banyak yang saling terjalin secara simultan yang menjadi jalan bagi orang, dengan pengarahan dari manajer, untuk mencapai sasaran bersama.
              Pengorganisasian adalah merupakan fungsi kedua dalam Manajemen. Organisasi identik dengan sekelompok Individu yang terstruktur dan sistematis yang berada dalam sebuah sistem. pengorganisasian didefinisikan sebagai proses kegiatan penyusunan struktur organisasi sesuai dengan tujuan-tujuan, sumber-sumber, dan lingkungannya. Dengan hasil pengorganisasian adalah struktur organisasi.
              Pengorganisasian merupakan fungsi manajemen yang juga mempunyai peranan penting seperti halnya fungsi perecanaan. Melalui fungsi pengorganisasian, seluruh sumber daya yang di miliki oleh organisasi (manusia dan bukan manusia) akan diatur penggunanya secara efektif dan efesien untuk mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan.
              Organisasi sering di jumpai dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga organisasi merupakan suatu hal yang penting yang harus di pelajari dengan baik. Contohnya jika kita bekerja pada sebuah perusahaan, kita kan melakukan suatu organisasi. Oleh sebab itu kita harus mengetahui apa yang dimaksud dari organisasi, fungsinya dan apa manfaatnya.




     

I.2 Rumusan Masalah
1. Apa pengertian organisasi dan pengorganisasian ?
2. Apa saja unsur-unsur pengorganisasian ?
3. Apa tujuan pengorganisasian ?
4. Apa fungsi pengorganisasian ?
5. Apa saja kegiatan dalam fungsi pengorganisasian ?
6. Bagaimana proses atau langkah-langkah pengorganisasian ?
1.3 Tujuan
1. Mengetahui pengertian organisasi dan pengorganisasian
2. Mengetahui unsur-unsur pengorganisasian
3. Mengetahui tujuan pengorganisasian
4. Mengetahui fungsi pengorganisasian
5. Mengetahui kegiatan dalam fungsi pengorganisasian
6. Mengetahui proses atau langkah-langkah pengorganisasian










BAB II
PEMBAHASAN

1.1 Definisi Organisasi dan Pengorganisasian
                   Secara konseptual ada dua batasan yang perlu dikemukakan, yakni istilah “organization” sebagai kata benda dan “organizing” (pengorganisasian) sebagai kata kerja, menunjukkan pada rangkaian aktivitas yang harus dilakukan secara sistematis.
Istilah organisasi memiliki dua arti umum, pertama, mengacu pada suatu lembaga (institution) atau kelompok fungsional, sebagai contoh kita mengacu pada perusahaan, badan pemerintah, rumah sakit, atau suatu perkumpulan olahraga. Arti kedua mengacu pada proses pengorganisasian, sebagai salah satu dari fungsi manajemen.
            Menurut Drs. M. Manullang Organisasi dalam arti dinamis disebut pengorganisasian, dan dalam arti statis disebut organisasi.
1. Pengertian Organisasi
Pengertian Menurut Ahli
a. Menurut Stoner: Organisasi adalah suatu pola hubungan-hubungan yang melalui mana orang-orang di bawah pengarahan manajer mengejar tujuan bersama.
b. Menurut James D. Mooney: Organisasi adalah bentuk setiap perserikatan manusia untuk mencapai tujuan bersama.
c. Menurut Chester I. Bernard: Organisasi merupakan suatu sistem aktivitas kerja sama yang dilakukan oleh dua orang atau lebih.
d. Menurut Prof. Dr. Sondang P. Siagian: Organisasi adalah suatu bentuk persekutuan antara dua orang atau lebih yang bekerja bersama serta secara formal terikat dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditentukan dan dalam ikatan itu terdapat seorang atau sekelompok orang yang disebut bawahan.
e. Menurut Prof. Dr. Mr. S. Pradjudi Atmosudiro: Organisasi adalah struktur tata pembagian kerja dan struktur tata hubungan kerja antara sekelompok orang pemegang posisi yang bekerja sama secara tertentu untuk bersamasama mencapai suatu tujuan tertentu.

Pengertian Organisasi Secara Umum
Organisasi merupakan sekumpulan/sekelompok orang (dua atau lebih) yang secara formal dipersatukan untuk bekerjasama dengan pembagian atau alokasi tugas dan tanggung jawab tertentu dalam system koordinasi, kooperatif, dorongan-dorongan, dan pengaturan guna memudahkan pencapaian beberapa tujuan yang telah ditetapkan.
2. Pengertian Pengorganisasian
Pengertian Menurut Ahli
a. Menurut G. R Terry: pengorganisasian berasal dari kata organism (organisme) yang merupakan sebuah eititas dengan bagian-bagian yang terintegrasi sedemikian rupa sehingga hubungan mereka satu sama lain dipengaruhi oleh hubungan mereka terhadap keseluruhan.
b. Menurut Siagian (1983): Pengorganisasianadalah keseluruhan pengelompokan orang-orang, alat-alat, tugas, tugas,kewenangan dan tanggung jawab sedemikian rupa sehingga tercipta suatuorganisasi yang dapat digerakkan sebagai suatu kegiatan kesatuan yang telah ditetapkan.
c. Drs.H. Malayu S. P. Hasibuan: adalah suatu proses penentuan, pengelompokan, dan pengaturan bermacam-macam aktifitas yang diperlukan untuk mencapai tujuan, menempatkan orang - orang pada setiap aktifitas ini, menyediakan alat-alat yang diperlukan, menetapkan wewenang yang secara relatif didelegasikan kepada setiap individu yang akan melakukan aktifitas-aktifitas tersebut.
d. T. Hani handoko: sesuatu yang digambarkan sebagai sesuatu yang tersentralisasi dan berisi tugas-tugas yang sangat terspesialisasikan.
e. Kamus lengkap bahasa indonesia: Pengorganisasian adalah merupakan kegiatan merancang dan merumuskan struktur.
Pengertian Pengorganisasi Secara Umum
Pengorganisasian adalah langkah untuk merancang struktur formal, menetapkan, menggolongkan dan mengatur bebagai macam kegiatan, menetapkan tugas-tugas pokok, wewenang dan pendelegasian wewenang oleh pimpinan kepada staf dalam rangka mencapai tujuan organisasi dengan efisien.


1.2 Unsur-unsur Pengorganisasian
 Secara sederhana organisasi memiliki tiga unsur, yaitu ada orang, ada kerjasama, dan ada tujuan bersama. Tiga unsur organisasi itu tidak berdiri sendiri-sendiri, akan tetapi saling kait atau saling berhubungan sehingga merupakan suatu kesatuan yang utuh. Adapun unsur-unsur organisasi secara terperinci adalah:
a. Man (orang-orang), dalam kehidupan organisasi atau ketata lembagaan sering disebut dengan istilah pegawai atau personnel. Pegawai atau personnel terdiri dari semua anggota atau warga organisasi, yang menurut fungsi dan tingkatannya terdiri dari unsur pimpinan (administrator) sebagai unsur pimpinan tertinggi dalam organisasi, para manajer yang memimpin suatu unit satuan kerja sesuai dengan fungsinya masing-masing dan para pekerja (non management/workers). Semua itu secara bersama-sama merupakan kekuatan manusiawi (man power) organisasi.
b. Kerjasama, merupakan suatu perbuatan bantu-membantu akan suatu perbuatan yang dilakukan secara bersama-sama untuk mencapai tujuan bersama. Oleh karena itu, semua anggota atau semua warga yang menurut tingkatan-tingkatannya dibedakan menjadi administrator, manajer, dan pekerja (workers), secara bersama-sama merupakan kekuatan manusiawi (man power) organisasi.
c. Tujuan, merupakan arah atau sasaran yang dicapai. Tujuan menggambarkan tentang apa yang akan dicapai atau yang diharapkan. Tujuan merupakan titik akhir tentang apa yang harus dikerjakan. Tujuan juga menggambarkan tentang apa yang harus dicapai melalui prosedur, program, pola (network), kebijaksanaan (policy), strategi, anggaran (budgeting), dan peraturan-peraturan (regulation) yang telah ditetapkan.
d. Peralatan (Equipment), merupakan Unsur yang keempat yaitu peralatan atau equipment yang terdiri dari semua sarana, berupa materi, mesin-mesin, uang, dan barang modal lainnya (tanah, gedung/bangunan/kantor).
e. Lingkungan (Environment), Faktor lingkungan misalnya keadaan sosial, budaya, ekonomi, dan teknologi. Yang termasuk dalam unsur lingkungan:
ü  Kondisi atau situasi, yang secara langsung maupun secara tidak langsung berpengaruh terhadap daya gerak kehidupan organisasi, karena kondisi atau situasi akan selalu mengalami perubahan.
ü  Tempat atau lokasi, sangat erat hubungannya dengan masalah komunikasi dan transportasi yang harus dilakukan oleh organisasi.
ü  Wilayah operasi yang dijadikan sasaran kegiatan organisasi. Wilayah operasi dibedakan menjadi :
Ø Wilayah kegiatan, yang menyangkut jenis kegiatan atau macam kegiatan apa saja yang boleh dilakukan sesuai dengan tujuan organisasi.
Ø Wilayah jangkauan, atau wilayah geografis atau wilayah teritorial, menyangkut wilayah atau daerah operasi organisasi.
Ø Wilayah personil, menyangkut semua pihak (orang-orang, badan-badan) yang mempunyai hubungan dan kepentingan dengan organisasi.
Ø Wilayah kewenangan atau kekuasaan, menyangkut semua urusan, persoalan, kewajiban, tugas, tanggung jawab dan kebijaksanaan yang harus dilakukan dalam batas-batas tertentu yang tidak boleh dilampaui sesuai dengan aturan main yang telah ditetapkan dan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Ø Kekayaan Alam, Yang termasuk dalam kekayaan alam ini misalnya keadaan iklim, udara, air, cuaca (geografi, hidrografi, geologi, klimatologi), flora dan fauna.
1.3 Tujuan Pengorganisasian                                   
Tidak cukup mengetahui tentang fungsi pengorganisasian dalam manajemen tetapi kita juga harus tahu tentang tujuan pengorganisasiannya juga. Adapun tujuan dari pengorganisasian ialah agar dalam pembagian tugas dapat dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab. Dengan pembagian tugas ini diharapkan setiap anggota organisasi dapat meningkatkan sebuah keterampilannya secara khusus (spesialisasi) dalam menangani tugas-tugas yang dibebankan.



Beberapa tujuan pengorganisasian yaitu antara lain :
§  Membantu koordinasi
Yakni memberi tugas pekerjaan kepada unit kerja secara koordinatif agar tujuan organisasi dapat melaksanakan dengan mudah dan efektif. Koordinasi ini dibutuhkan ketika harus membagi unit kerja yang terpisah dan tidak sejenis, tetapi berada dalam satu organisasi.
§  Memperlancar Pengawasan
Dapat membantu pengawasan dengan menempatkan seorang anggota manajer yang berkompetensi dalam setiap unit organisasi. Dengan demikian sebuah unit dapat ditempatkan dalam organisasi secara keseluruhan sedemikian rupa agar dapat mencapat sasaran kerjanya walaupun dengan lokasi yang tidak sama. Unit-unit operasional yang identik dapat disatukan dengan sistem pengawasan yang identik pula secara terpadu.
§  Maksimalisasi manfaat spesialisasi
Pengorganisasian ini dapat membantu seorang menjadi lebih ahli dalam pekerjaan-pekerjaan tertentu. Spesialisasi pekerjaan dengan dasar dari keahlian dapat menghasilkan seebuah produk yang berkualitas tinggi, sehingga kemanfaatan produk dapat memberikan kepuasan dan akan memperoleh kepercayaan masyarakat pengguna.
§  Penghematan biaya
Dengan melakukan pengorganisasian seseorang akan semakin mempertimbangkan segala sesuatu hal yang akan merugikan, seseorang akan menganalisis dahulu agar apa yang dikerjakannya dapat efisien dan bisa menghemat biaya bahkan seorang tersebut bisa jadi bertambah profit baik gajinya ataupun upah.
§  Meningkatkan kerukunan hubungan antar manusia
Setiap orang pasti tidak akan mampu untuk hidup dan melakukan pekerjaannya seorang diri, kita harus bisa saling melengkapi, mengurangi rasa materialistik dan harus mampu menumbuhkan rasa saling membutuhkan, maka dari itu seorang manajer harus mampu megadakan pendekatan sosial dengan penanaman rasa solidaritas dan menghilangkan sifat individualismenya agar seorang pekerja tidak merasa dirinya terkotak-kotakkan oleh harta, tahta dan jabatan.

1.4  Fungsi pengorganisasian :

1. Mengatur orang - orang.
2. Mengatur kegiatan dalam perusahaan
3. Mengadakan pembagian kerja. ( uraian tugas )
4. Menempatkan orang – orang dalam departemen.
5. Menetapkan batasan – batasan wewenang

1.5  Kegiatan dalam Fungsi Pengorganisasian yaitu:
a.       Mengalokasikan sunber daya,merumuskan dan menetapkan tugas, dan menetapkan prosedur yang diperlukan.
b.      Menetapkan struktur organisasi yang menunjukkan adanya garis kewenangan dan tanggung jawab.
c.       Kegiatan perekrutan, penyeleksian, pelatihan dan pengambangan sunber daya manusia/tenaga kerja.
d.      Kegiatan penempatan sumber daya manusia pada posisi yang paling tepat.

1.6 Proses atau Langkah-langkah Pengorganisasian
     Menurut Stoner (1996) langkah-langkah dalam proses pengorganisasian terdiri dari lima langkah:
a.       Merinci seluruh pekerjaan yang harus dilaksanakan untuk mencapai tujuan organisasi
b.      Membagi beban kerja ke dalam kegiatan-kegiatan yang secara logis dan memadai dapat dilakukan oleh seseorang atau oleh sekelompok orang.
c.       Mengkombinasi pekerjaan anggota perusahaan dengan cara yang logis dan efisien
d.      Penetapan mekanisme untuk mengkoordinasi pekerjaan anggota organisasi dalam satu kesatuan yang harmonis
e.       Memantau efektivitas organisasi dan mengambil langkah-langkah penyesuaian untuk mempertahankan atau meningkatkan efektivitas.
                        Menurut T.Hani Handoko (1999) proses pengorganisasian dapat ditunjukkan dengan tiga langkah prosedur sebagai berikut:
a.       Pemerincian seluruh kegiatan yang harus dilaksanakan untuk mencapai tujuan organisasi.
b.      Pembagian beban pekerjaan total menjadi kegiatan-kegiatan yang secara logis dapat dilaksanakan oleh satu orang. Pembagian kerja ini sebaiknya tidak terlalu berat juga tidak terlalu ringan.
c.       Pengadaan dan pengembangan suatu mekanisme untuk mengkoordinasikan pekerjaan para anggota organisasi menjadi kesatuan yang terpadu dan harmonis.
Proses Pengoranisasian
1. Penentuan sasaran yang ingin dicapai.
2. Penentuan jenis kegiatan – kegiatan.
3. Pengelompokan Pekerjaan
4. Pendelegasian wewenang atau pembagian wewenang
Seorang manajer atau seorang pimpinan perusahaan sebagai mansuia mempunyai waktu, kemampuan dan perhatian yang sangat terbatas maka tidaklah mungkin seorang pimpinan itu dapat melaskanakan tugasnya sendiri, sungguhpun pimpinan itu harus bertanggung jawab akan  pelaksanaan tugasnya dengan sebaik mungkin.
Karena  hal tersebut di atas, maka seorang manajer perlu mendelegasikan sebagian tugas kepada bawahannya. Pendelagasian wewenang adalah suatu pelimpahan hak atau kekuasaan pimpinan terhadap bawahannya untuk melaksanakan tugas-tugasnya dengan sekaligus meminta pertanggung jawaban atas penyelesaian tugas-tugas tersebut.
Dengan demikian, menurut (James, A.F.Stoner, 1996) jika seorang manajer mendelegasikan tugasnya kepada bawahan maka ia harus mendelegasikan kekuasaannya yang artinya jika  seorang diserahi tugas untuk melaskanakan suatu  tugas tertentu, ia mbertanggungjawab dalam melaksanakan tugas tersebut.
Pendapat para ahli mengenai pengertian pendelegasian wewenang antara lain:
Menurut (James, A.F. Stoner,1996) :
1.    Tugas, adalah suatu kewajiban dalam pekerjaan yang telah ditentukan dalam organisasi, untuk melaksanakan pekerjaan yang telah ditetapkan dalam bidang masing-masing jabatan.
2.    Kekuasan, adalah suatu pekerjaan yang telah diberikan wewenang (tugas), penyerahan dari tugas-tugas yang dipecaya, seorang  memperoleh kekuasaan secara formal. Misalnya karena adanya surat keputusan dari pimpinan perusahaan  yang berwenang.
3.    Tanggung jawabm adalah sutau pekerjaan yang dilakukan organisasi suatu perusahan yang diperoleh dari atasan terhadap tanggung jawab pekerjaan ataupun kepercayaan yang diberikan.
Menurut (Alex. S. Nitisemito, 1981) Untuk kelancaran dalam memberikan wewenang maka ada beberapa teknis khusu untuk melakukan pelimpahan wewenang:
1.    Tentukan dulu sasaran
2.    Tentukan tanggung jawab dan otoritas
3.    Berikan motivasi pada bawahan
4.    Haruskah  bawahan merampungkan pekerjaan.
5.    Beritakan latihan
6.    Lakukan pengedalian
Menurut ( Manulang, 1987) Dalam mendelegasikan  wewenang , agar proses delegasi itu berjalan efektif, sedikitnya tiga hal harus diperhatikan yaitu:
1.      Delegasi wewenang adalah anak kembar siam dengan delegasi tugas, dan bila kedua-duanya telah ada harus pula dibarengi dengan adanya, pertanggungjawaban. Dengan kata lain dalam proses  delegasi harus di deleger tugas dan ekuasan dan bila kedu-duanya  telah ada harus pula dibarengi dengan adanya pertanggungjawab. Dengan kata lain, proses delegasi harus mencakup tigas unsure yaitu delegasi tugas, delegasi wewenang  dan adanya pertanggungjawab.
2.      Wewenang  yang di delegasikam harus memberikan kepada orang yang tepat, baik dilihat dari sudut kuelifikasi maupun dari sudut fisik.
3.      Mendelegasikan wewenang kepada seseorang, harus dibarengi dengan pemberian motivasi,
4.      Pejabat yag mendelegasikan kekuasaan harus membimbing dan mengawasi orang yang menerima dlegasi wewenang.
Menurut (James A.F. Stoner ,1996) Banyak dijumpai para pimpinan yang tampaknya enggan untuk melakukan pelimpahan wewennag dalam organisasi atau perusahan yang dipimpin, keengganan smeentara pimpinan untuk melakukan pelimpahan sebaai wewenng dengan alasan sebagai berikut :
1.    Perasaan yang tidak aman. Para manajer bertanggungjawab atas kegiatan  bawahannya, dan membuat mereka enggan untuk mengambil resiko dan melimpahkan wewenang.
2.    Manajer takut kehilangan kekuasaan bila bawahan teralu baik melaskanakan tugas.
3.    ketidak mampuan manajer. Sebagian manajer bisa nsagt tak teratur atau tidak luwes dalam membuat perencaan ke depan dan menetukan tugas mana yang harus dilimpahkan kepada siapa atau dalam memnciptakan suatu system pengedalian atau selalu bisa memantau kegiatan bawahan.
4.    ketidak percayaan kepada bawahan.
Menurut (Abdul Syani, 1981) Ada beberapa sikap pribadi yang harus dimiliki seorang manajer atau pimpinan dalam pendelegasian wewennang adalah sebagai berikut :
1.    Sikap pribadi terhadap pendelagsian.
Penerapan yang paling utama dalah sikap pribadi tertentu terhadap bawahan yang memberikan wewenang melaksanakan tugasnya sunguh-sunggum artinya mereka melakukan tugasnya dengan sepenuh kerelaan tanpa adanya rasa terpaksa.
2.    Kesedian manajer untuk melepaskan wewenangnya kepada bawahan dengan begitu  manajer dapat menguangi waktu, tenaga dan pikirannya untukjk menangani berbagai keputusan, yang erat kaiatannya dengan kemajuan dan perkembangan suatu organisasi atau perusahaan.

3.    Kesediaan manajer untuk memanfaatkan bawahan.
Memaafkjan kesalahan para bawahan bukanlah berate bermaskud membiakan kesalahan itu dilakukan terus menrus sehingga akan membahayakan organisasi atau perusahaan, akan tetapi memaafkan dalam arti memaklumi mengapa kesalahan itu sampai terjadi dan pada dsarnya setiap manusia tidak pernah dapat menghindari dari kesalahan.
4.    Kesadaran manajer untuk memeprcayai bawahan
Bahwa suatu  pendelgasikan dapat dilakuan secara efektif, jika antara keudanya (atasan dan bawahan) telah tersirat  sikap  saing dapat mempercayai. Oleh  karena itu  mau tidak mau para manajer tidak mempunyai  pilihan  lain kecuali harus dapat memeprcayai para bawahannya dalam mengadakan wewenangnya.
5.    Kesediaan manajer untuk mengdakan pengawasan secara luas.
Pendelegasikan wewenang dan anggungjawab tersebut bersamaan dengan pengawasan kepada seluuh struktur organisasi. Pengawasan tersebut  merupakan penyokong dalam upaya mencapaii tujuan suatu perusahan.
Dari uraian tersebut dapat kita ketahui bahwa pimpinan perusahaan yang mendelegasikan pertanggung jawaban sepenuhnya melainkan tetap bertanggung jawab akan pelaksanaan tugasnya dengan sebaik-baiknya. Serta proses  delegasi dan sikap-sikap pribadi dari pimpinan sangat penting sekali dan merupakan upaya untuk mengatasi kekeliruan serta kesalahpahaman.
Setiap karyawan dilengkapi dengan wewenang untuk melakukan pekerjaan dan setiap wewenang melekat atau diikuti pertanggungjawaban. Wewenang dan tanggung jawab harus seimbang. Setiap pekerjaan harus dapat memberikan pertanggungjawaban yang sesuai dengan wewenang. Oleh karena itu, makin kecil wewenang makin kecil pula pertanggungjawaban demikian pula sebaliknya.
Tanggung jawab terbesar terletak pada manajer puncak. Kegagalan suatu usaha bukan terletak pada karyawan, tetapi terletak pada puncak pimpinannya karena yang mempunyai wewemang terbesar adalah manajer puncak. oleh karena itu, apabila manajer puncak tidak mempunyai keahlian dan kepemimpinan, maka wewenang yang ada padanya merupakan bumerang.

5. Rentang Kendali atau Menentukan jumlah personal pada setiap departemen.
Rentang Kendali (Span of Control)
Sering disebut juga Span of Management, Span of Executive atau Span of Authority.
Adalah batas jumlah bawahan langsung yang dapat dipimpin dan dikendalikan secara effektif oleh seorang manager. Rentang Kendali setiap pemimpin/ manager tidak sama(relatif).

PERLUNYA RENTANG KENDALI
•Keterbatasan waktu
•Keterbatasanpengetahuan
•Keterbatasan kemampuan
•Keterbatasan perhatian
Faktor yang Membatasi Rentang Kendali
- Sifat dan terperincinya rencana
- Latihan-latihan dalam perusahaan
- Posisi Manager dalam perusahaan
- Dinamis & Statisnya Organisasi
- Efektivitas Komunikasi
- Tipe pekerjaan yang dilakukan
- Kecakapan & Pengalaman Manager
- Span of Personality and Energy
- Dedikasi dan Partisipasi bawahan.


6.      Pembagian Kerja ( Division of work )
Pembagian kerja timbul disebabkan bahwa seseorang mempunyai kemapuan terbatas untuk melakukan segala macam pekerjaan. Oleh Karen itu   pembagian kerja berarti bahwa kegiatan-kegiatan dalam melakukan pekerjaan harus ditentukan dan dikelompokkan agar lebih efektif dalam pencapaian tujuan organisasi.
Dengan danya pembagian kerja apat menjadikan orang bertambah  ketrampil dalam menagani tugasnya, karena tugasnya itu merupakan bidang tertentu saja. Pembagian kerja yang baik merupakan kunci bagi penyelenggaraan kerja terutama  dlam memberikan jaminan terhadap kestabilan, kelancaran dan eisien kerjanya. Sebaliknya jika pembagian kerja itu dilakukan dengan ceroboh, artinya tidak menyesuaikan kemampuan seseorang dengan bidang pekerjaannya, maka ia akan bepengaruh tidak baik bahkan dapat menimbulkan kegaga;an dalam penyelenggaraan pekerjaannya.
Pengertian pembagian kerja dapat lebih jelas kita ketahui dengan mempelajari beberapa batsan yang dikemuakan oleh para ahli di bawah ini:
Menurut (Abdul Syani, 1987) , yaitu :
“ Pembagian kerja dalah pemecahan tugas dengan demikian rupa sehingga setiap orang atau karyawan dalam organisasi bertanggungjawab dan melaskanakan aktivitas  tertenu saja.”
Menurut (James A.F. Stoner, 1996) :
“ Pembagian  kerja adalah penjabaran tugas yang harus dikerjakan sehingga setiap orang dalam organisasi bertanggungjawab untuk dan meksanakan seperangkat aktivitas tertentu dan bukan keseluruhan tugas.”
Dengan demikian  pembagian kerja perlu dilaksanakan secara seksama dengan penuh pertimbangan. Hal ini berarti dalam pembagian kerja harus ada penyesuaian antara kemampuan dan jenis pekerjaan yang akan ditangai, disamping itu disertai oleh prosedur dan disiplin kerja yang mudah dipahami oleh para pekerja yang bersangkutan.
Pembagian kerja harus disesuaikan dengan kemampuan dan keahlian sehingga pelaksanaan kerja berjalan efektif. Oleh karena itu, dalam penempatan karyawan harus menggunakan prinsip the right man in the right place. Pembagian kerja harus rasional/objektif, bukan emosional subyektif yang didasarkan atas dasar like and dislike.
Dengan adanya prinsip orang yang tepat ditempat yang tepat (the right man in the right place) akan memberikan jaminan terhadap kestabilan, kelancaran dan efesiensi kerja. Pembagian kerja yang baik merupakan kunci bagi penyelengaraan kerja. kecerobohan dalam pembagian kerja akan berpengaruh kurang baik dan mungkin menimbulkan kegagalan dalam penyelenggaraan pekerjaan, oleh karena itu, seorang manajer yang berpengalaman akan menempatkan pembagian kerja sebagai prinsip utama yang akan menjadi titik tolak bagi prinsip-prinsip lainnya
Berikut ini ada beberapa dasar yang dapat dijadikan pedoman untuk mengadakan pembagian kerja. Pedoman-pedoman tersebut adalah:
1.      Pembagian kerja atas dasar wilayah atau teritorial, misalnya wilayah timur, barat atau wilayah kecamatan, kabupaten dan lain sebagainya.
2.      Pembagian kerja atas dasar jenis benda yang diproduksi, misalnya pada komponen suatu kendaraan, bagian pemasangan jok mobil, pemasangan rem mobil dan lainnya.
3.      Pembagian kerja atas dasar langganan yang dilayani, misalnya adalah langganan secara individual atau kelompok, pemerintahan atau non pemerintahan dan sebagainya.
4.      Pembagian kerja atas dasar fungsi (rangkaian) kerja, misalnya bagian produksi, bagian gudang, bagian pengiriman dan lainnya.
5.      Pembagian kerja atas dasar waktu, misalnya shif kerja pagi, siang dan malam.
Dari hal tersebut diatas maka akan tergambar atau terlihat pembagian kerja di dalam suatu organisasi, yakni:
§  Jumlah unit organisasi yang ada akan disesuaikan dengan kebutuhan dari organisasi tersebut.
§  Suatu unit organisasi ini harus mempunyai fungsi bulat dan berkaitan dengan yang lainnya.
§  Pembentukan unit baru hanya dilaksanakan bilamana unit yang ada sudah tidak tepat lagi untuk menampung kegiatan yang baru baik dari beban kerja maupun hubungan kerja.
§  Secara garis besar akan berpengaruh pada aktifitas dan sifat dari organisasi tersebut.
6.      Menentukan tipe organisasi ( garis, fungsional )
1. Organisasi lini (line organization)
Diciptakan oleh Henry Fayol, Organisasi lini adalah suatu bentuk organisasi yang menghubungkan langsung secara vertical antara atasan dengan bawahan, sejak dari pimpinan tertinggi sampai dengan jabatan-jabatan yang terendah, antara eselon satu dengan eselon yang lain masing-masing dihubungkan dengan garis wewenang atau komando. Organisasi ini sering disebut dengan organisasi militer. Organisasi Lini hanya tepat dipakai dalam organisasi kecil. Contohnya; Perbengkelan, Kedai Nasi, Warteg, Rukun tetangga.
Memiliki ciri-ciri:
·      Hubungan antara atasan dan bawahan masih bersifat langsung dengan satu garis wewenang
·      Jumlah karyawan sedikit
·      Pemilik modal merupakan pemimpin tertinggi
·      Belum terdapat spesialisasi
·      Masing-masing kepala unit mempunyai wewenang & tanggung jawab penuh atas segala bidang pekerjaan
·      Struktur organisasi sederhana dan stabil
·      Organisasi tipe garis biasanya organisasi kecil
·      Disiplin mudah dipelihara (dipertahankan)

Keuntungan-keuntungan penggunaan organisasi tipe garis adalah :
·      Ada kesatuan komando yang terjamin dengan baik
·      Disiplin pegawai tinggi dan mudah dipelihara (dipertahankan)
·      Koordinasi lebih mudah dilaksanakan
·      Proses pengambilan keputusan dan instruksi-instruksi dapat berjalan cepat
·      Garis kepemimpinan tegas, tidak simpang siur, karena pimpinan langsung berhubungan dengan bawahannya sehingga semua perintah dapat dimengerti dan dilaksanakan
·      Rasa solidaritas pegawai biasanya tinggi
·      Pengendalian mudah dilaksanakan dengan cepat
·      Tersedianya kesempatan baik untuk latihan bagi pengembangan bakat-bakat pimpinan.
·      Adanya penghematan biaya
·      Pengawasan berjalan efektif
Kelemahan-kelemahan organisasi garis :
·      Tujuan dan keinginan pribadi pimpinan seringkali sulit dibedakan dengan tujuan organisasi
·      Pembebanan yang berat dari pejabat pimpinan , karena dipegang sendiri
·      Adanya kecenderungan pimpinan bertindak secara otoriter/diktaktor, cenderung bersikap kaku (tidak fleksibel).
·      Kesempatan pegawai untuk berkembang agak terbatas karena sukar untuk mengabil inisiatif sendiri
·      Organisasi terlalu tergantung kepada satu orang, yaitu pimpinan
·      Kurang tersedianya saf ahli


Contoh bagan Organisasi Lini :






2.    Organisasi fungsional (functional org)
Diciptakan oleh Frederick W. Taylor, Organisasi ini disusun berdasarkan sifat dan macam pekerjaan yang harus dilakukan, masalah pembagian kerja merupakan masalah yang menjadi perhatian yang sungguh-sungguh.
Memiliki ciri-ciri:
·      Pembidangan tugas secara tegas dan jelas dapat dibedakan
·      Bawahan akan menerima perintah dari beberapa atasan
·      Pekerjaan lebih banyak bersifat teknis
·      Target-target jelas dan pasti
·      Pengawasan ketat
·      Penempatan jabatan berdasarkan spesialisasi
Keuntungan-keuntungan menggunakan organisasdi fungsional :
1.   Spesialisasi dapat dilakukan secara optimal
2.   Para pegawai bekerja sesuai ketrampilannya masing-masing
3.   Produktivitas dan efisiensi dapat ditingkatkan
4.   Koordinasi menyeluruh bisa dilaksanakan pada eselon atas, sehingga berjalan lancar dan tertib
5.   Solidaritas, loyalitas, dan disiplin karyawan yang menjalankan fungsi yang sama biasanya cukup tinggi.
6.   Pembidangan tugas menjadi jelas
Kelemahan-kelemahan organisasi fungsional:
1.   Pekerjaan seringkali sangat membosankan
2.   Sulit mengadakan perpindahan karyawan/pegawai dari satu bagian ke bagian lain karena pegawai hanya memperhatikan bidang spesialisasi sendiri saja
3.   Sering ada pegawai yang mementingkan bidangnya sendiri, sehingga koordinasi menyeluruh sulit dan sukar dilakukan

Contoh Bagan Organisasi Bentuk Fungsional











7.      Struktur organisasi.
Struktur adalah cara sesuatu disusun atau dibangun Organisasi adalah suatu wadah berkumpulnya minimal dua orang untuk mencapai sebuah tujuan

Struktur Organisasi adalah Suatu susunan dan hubungan antara tiap bagian secara posisi yang ada pada perusahaaan dalam menjalin kegiatan operasional untuk mencapai tujuan

Struktur organisasi adalah bagaimana pekerjaan dibagi, dikelompokkan, dan dikoordinasikan secara formal


Contoh Gambar


 

























BAB III
PENUTUP

1.1  Kesimpulan
Dari uraian makalah di atas dapat disimpulkan bahwa sangat penting Pengorganisasian (organizing) dalam manajemen. Karena merupakan fungsi dari manajemen yang pasti ada dan sangat dibutuhkan maka peran Pengorganisasian sangat penting dan sangat menentukan langkah selanjutnya dalam manajemen.
Istilah organisasi memiliki dua arti umum, pertama, mengacu pada suatu lembaga (institution) atau kelompok fungsional, sebagai contoh kita mengacu pada perusahaan, badan pemerintah, rumah sakit, atau suatu perkumpulan olahraga. Arti kedua mengacu pada proses pengorganisasian, sebagai salah satu dari fungsi manajemen.
Sub bab lain fungsi pengorganisasian juga terdapat suatu fungsi, tujuan, unsure-unsur yang pada akhirnya dapat membentuk struktur organisasi yang di dalam struktur tersebut dibagi menjadi beberapa bagian.
Keberhasilan atau kegagalan organisasi pasti berhubungan dengan peran para anggotanya. Suatu keberhasilan dapat dicapai bila ada kerjasama yang baik antar para anggotanya. Sedangkan kegagalan dapat disebabkan karena adanya faktor internal di pengorganisasian tersebut yang bersifat negatif.
1.2 Saran
Mengingat pentingnya pengorganisasian maka perlu kiranya masalah ini diperhatikan dan dipahami sebaik-baiknya. Setelah mamahami pengorganisasian maka sebaiknya diterapkan dalam bentuk actual di lapangan. Dan untuk para pemimpin  sebaiknya harus mengetahui semua hal yang menyangkut tentang organisasi baik secara individu maupun kelompok.
Agar suatu organisasi berhasil para anggota harus saling bekerjasama dengan baik dan menjaga kebersamaan agar apabila terjadi masalah dapat diselesaikan dengan baik-baik tanpa jarus mengganggu proses organisasi.



DAFTAR PUSTAKA



2 comments:

Author

authorHello, my name is Jack Sparrow. I'm a 50 year old self-employed Pirate from the Caribbean.
Learn More →



Labels