KEPEMIMPINAN
MAKALAH
Disusun
Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pengantar
Ilmu Administrasi Dan Manajemen
Dibimbing
Oleh Dosen : Novi Marlena, S.Pd, M.Si
Disusun
oleh :
1.
Moh.
Dwi Wahyud
y P (138554016)
2.
Nissya
Andrea (138554000)
3.
Linda
Riskanata (138554074)
4.
Rina
Ningtias (138554076)
5.
Much.
Noor Iksan (138554058)
UNIVERSITAS NEGERI
SURABAYA
FAKULTAS EKONOMI
S1 PENDIDIKAN EKONOMI
2013-2014
KATA
PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.Wb.
Puji syukur kehadirat
Allah SWT yang telah memberikan rahmat, taufik dan hidayahnya kepada ilahi
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini dengan baik. Adapun makalah yang kami buat ini yang berjudul ‘’ kepemimpinan ”. Penulisan makalah ini dapat terselesaikan atas bantuan dari berbagai
pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu kami mengucapkan terima kasih
kepada:
1.
Ibu Novi Marlena, S.Pd,
M.Si selaku dosen pembimbing kami.
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu
kritik maupun saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan demi menyempurnakan tugas makalah ini. Semoga tugas makalah ini dapat bermanfaat
bagi kita semua. Amin .
Wassalamu’alaikum Wr.Wb.
Surabaya,11 Desember 2013
Tim
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR …………………………………..…………………………...1
DAFTAR ISI
…………………………………………...…………………………….2
BAB I
PENDAHULUAN ………………………………..……………………..……3
1.1 Latar
Belakang ……………………………………………………………3
1.2 Rumusan
Masalah …..…………………………………………………….4
1.3 Tujuan
……………………………………………...……………………...4
BAB II
PEMBAHASAN …………………………………………………………….5
1.1 Definisi
Kepemimpinan …………………………………………………..5
1.2 Teori
Kepemimpinan ……………………………...……………………..11
1.3 Fungsi
Kepemimpinan …………………………………………………..16
1.4 Tipe-
Tipe Kepemimpinan …………………………..…………………..21
1.5 Ciri
Kepemimpinan …………………………………………………..….22
1.6 Hambatan
dalam kepemimpinan ………………………………………...26
1.7 Unsur-
unsur Kepemimpinan ……………………………………………26
1.8 Pendekatan-Pendekatan
Studi Kepemimpinan ………………………….28
BAB III
PENUTUP ………………………………………………………………...28
1.1 Kesimpulan
………………………………………………………………28
1.2 Saran
……………………………………………………………………..28
DAFTAR
PUSTAKA ………………………………………………………………29
BAB I
PENDAHULUAN
I.I Latar
Belakang
Seiring perkembangan zaman, kepemimpinan secara ilmiah mulai berkembang
bersamaan dengan pertumbuhan manajemen ilmiah yang lebih dikenal dengan ilmu
tentang memimpin. Hal ini terlihat dari banyaknya literatur yang mengkaji
tentang kepemimpinan dengan berbagai sudut pandang atau perspektifnya.
Kepemimpinan tidak hanya dilihat dari bak saja, akan tetapi dapat dilihat dari
penyiapan sesuatu secara berencana dan dapat melatih calon-calon pemimpin.
Upaya membangun keefektifan pemimpin terletak
semata pada pembekalan dimensi keterampilan teknis dan keterampilan konseptual.
Adapun keterampilan personal menjadi terpinggirkan. Padahal sejatinya
efektifitas kegiatan manajerial dan pengaruhnya pada kinerja organisasi, sangat
bergantung pada kepekaan pimpinan untuk menggunakan keterampilan personalnya.
Keterampilan personal tersebut meliputi kemampuan untuk memahami perilaku
individu dan perilaku kelompok dalam kontribusinya membentuk dinamika
organisasi, kemampuan melakukan modifikasi perilaku, kemampuan memahami dan
memberi motivasi, kemampuan memahami proses persepsi dan pembentukan komunikasi
yang efektif, kemampuan memahami relasi antar konsep
kepemimpinan-kekuasaan-politik dalam organisasi, kemampuan memahami genealogi
konflik dan negosiasinya, serta kemampuan mengkonstruksikan budaya organisasi
yang ideal.
I.2 Rumusan Masalah
1. Apa
definisi kepemimpinan ?
2. Apa
sajakah teori kepemimpinan ?
3. Apa
fungsi kepemimpinan ?
4. Apa
saja tipe- tipe kepemimpinan ?
5. Apa
ciri kepemimpinan ?
6. Apa
yang menjadi hambatan dalam kepemimpinan ?
7. Apa
saja unsur- unsur dalam kepemimpinan ?
8. Apa
pendekatan-pendekatan studi kepemimpinan ?
1.3 Tujuan
1.
Mengetahui definisi kepemimpinan
2. Mengetahui
teori kepemimpinan
3. Mengetahui
fungsi kepemimpinan
4. Mengetahui
tipe- tipe kepemimpinan
5. Mengetahui
ciri kepemimpinan
6. Mengetahui
hambatan dalam kepemimpinan
7. Mengetahui
unsur- unsur kepemimpinan
8. Mengetahui
pendekatan-pendekatan studi kepemimpinan
BAB II
PEMBAHASAN
I.I Definisi Kepemimpinan
Dalam
suatu organisasi kepemimpinan merupakan faktor yang sangat penting dalam
menentukan pencapaian tujuan yang telah ditetapkan oleh organisasi.
Kepemimpinan merupakan titik sentral dan penentu kebijakan dari kegiatan yang
akan dilaksanakan dalam organisasi. Kepemimpinan adalah aktivitas untuk
mempengaruhi perilaku orang lain agar supaya mereka mau diarahkan untuk mencapai
tujuan tertentu (Thoha, 1983:123). Sedangkan menurut Robbins (2002:163)
Kepemimpian adalah kemampuan untuk mempengaruhi suatu kelompok untuk mencapai
tujuan. Sedangkan menurut Ngalim Purwanto (1991:26) Kepemimpinan adalah
sekumpulan dari serangkaian kemampuan dan sifat-sifat kepribadian, termasuk
didalamnya kewibawaan untuk dijadikan sebagai sarana dalam rangka meyakinkan
yang dipimpinnya agar mereka mau dan dapat melaksanakan tugas-tugas yang
dibebankan kepadanya dengan rela, penuh semangat, ada kegembiraan batin, serta
merasa tidak terpaksa.
Dari
uraian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa kepemimpinan adalah kemampuan
untuk mempengaruhi perilaku seseorang atau sekelompok orang untuk mencapai
tujuan tertentu pada situasi tertentu.
Berikut ini beberapa pendapat yang dikemukakan oleh para ahli
mengenai definisi kepemimpinan :
ü Kepemimpinan adalah hubungan yang ada dalam diri seseorang
atau pemimpin, mempengaruhi orang lain untuk bekerja secara sadar dalam
hubungan tugas untuk mencapai tujuan yang diinginkan.George R. Terry (dikutip dari Sutarto, 1998 : 17)
ü Kepemimpinan sebagai perpaduan perangai yang memungkinkan
seseorang mampu mendorong pihak lain menyelesaikan tugasnya. Ordway Tead (1929)
ü Kepemimpinan adalah proses mempengaruhi aktifitas-aktifitas
sebuah kelompok yang diorganisasi ke arah pencapaian tujuan. Rauch & Behling (1984)
ü Kepemimpinan adalah peningkatan pengaruh sedikit demi sedikit
pada, dan berada diatas kepatuhan mekanis terhadap pengarahan-pengarahan rutin
organisasi. Katz & Kahn (1978)
ü Kepemimpinan adalah perilaku dari seorang individu yang
memimpin aktifitas-aktifitas suatu kelompok kesuatu tujuan yang ingin dicapai
bersama (shared goal). Hemhill &
Coon (1995)
ü Kepemimpinan adalah sebagai proses mempengaruhi kegiatan yang
diorganisir dalam kelompok di dalam usahanya mencapai suatu tujuan yang telah
ditentukan. William G.Scott (1962)
ü Kepemimpinan adalah proses mempengaruhi orang-orang lain
untuk melakukan apa yang kamu inginkan dari mereka untuk mengerjakannya. Stephen J.Carrol & Henry L.Tosj (1977)
ü Kepemimpinan dapat dikonsepsualisasikan sebagai suatu
interaksi antara seseorang dengan suatu kelompok, tepatnya antara seorang
dengan anggota-anggota kelompok setiap peserta didalam interaksi memainkan
peranan dan dengan cara-cara tertentu peranan itu harus dipilah-pilahkan dari
suatu dengan yang lain. Dasar pemilihan merupakan soal pengaruh, pemimpin
mempengaruhi dan orang lain dipengaruhi.
Dr. Thomas Gordon “ Group Centered Leadership”. A way of releasing creative power of
groups.
ü Kepemimpinan adalah pengaruh antar pribadi, yang dijalankan
dalam situasi tertentu, serta diarahkan melalui proses komunikasi, kearah
pencapaian satu atau beberapa tujuan tertentu. Tannenbaum, Weschler,& Massarik (1961)
ü Kepemimpinan adalah suatu proses saling mendorong melalui
keberhasilan interaksi dari perbedaan perbedaan individu, mengontrol daya
manusia dalam mengejar tujuan bersama.
P. Pigors (1935)
ü Kepemimpinan itu sifatnya spesifik, khas, diperlukan bagi
satu situasi khusus. Sebab dalam suatu kelompok yang melakukan
aktivitas¬aktivitas tertentu, dan mempunyai suatu tujuan serta
peralatan¬peralatan yang khusus. Pemimpin kelompok dengan ciri-ciri
karakteristik itu merupakan fungsi dari situasi khusus. Kartini Kartono (1994 : 48)
ü Kepemimpinan menunjukan kemampuan mempengaruhi orang-orang
dan mencapai hasil melalui himbauan emosional dan ini lebih baik dibandingkan
dengan penggunaan kekuasaan. G. U.
Cleeton dan C.W Mason (1934)
ü Kepemimpinan dapat didefinisikan sebagai proses membujuk
(inducing) orang-orang lain untuk mengambil langkah menuju sasaran bersama . Locke & Associates (1997)
ü Kepimpinan sebagai proses Pemujukan di mana individu-individu
meransang kumpulannya meneruskan objektif yang ditetapkan oleh pemimpin dan
dikongsi bersama oleh pemimpin dan pengikutnya. John W. Gardner (1990)
ü Kepemimpinan adalah proses orang-orang diarahkan ,dipimpin,
dan dipengaruhi dalam pemilihan dan pencapaian tujuan. Theo Haiman & William G.Scott (1974)
ü Kepemimpinan adalah aktifitas para pemegang kekuasaan dan
membuat keputusan. Duben (1954)
ü Inti kepemimpinan adalah mempengaruhi kegiatan orang-orang
lain. F.A.Nigro(1965)
ü Kepimpinan adalah cara mempengaruhi tingkah laku manusia
supaya perjuangan itu dapat dilaksanakan mengikut kehendak pemimpin. Reed (1976)
ü Kepemimpinan adalah kemampuan untuk menciptakan kegiatan
kelompok mencapai tujuan organisasi dengan efektifitas maksimum dan kerjasama
dari tiap-tiap individu. G.L.Feman
& E.K.aylor (1950)
ü Kepemimpinan adalah kemampuan yang sanggup meyakinkan orang
lain supaya bekerjasama dibawah pimpinannya sebagai suatu tim untuk mencapai
tujuan tertentu. James M. Black (1961)
ü Pengaruh, seni,atau proses mempengaruhi orang-orang sehingga
mereka akan berusaha mencapai tujuan kelompok dengan kemauan dan antusiasme. Harold Koontz (1989)
ü Kepemimpinan sebagai suatu hubungan antar pribadi dalam mana
pihak lain mengadakan penyesuaian karena mereka berkeinginan untuk itu,
bukannya karena mereka harus berbuat demikian. R.K. Merton “ The Social Nature of Leadership”, American Journal of
Nuns, 1969..
ü Kepemimpinan adalah suatu proses saling mendorong yang mengontrol
daya manusia dalam mengejar tujuan bersama, melalui interaksi yang berhasil
dari perbedaan-perbedaan individual. P.
Pigors “Ledearship and Domination”
ü Kepemimpinan sebagai faktor manusiawi yang mengikat suatu
kelompok menjadi satu dengan memotivasinya kearah tujuan-tujuan. Keth Davis “Human Relations at Work”
ü Kepemimpinan sebagai kombinasi perangai-perangai yang
memungkinkan seseorang mampu mendorong orang-orang lain untuk menyelesaikan
tugas-tugas tertentu. Ordway Tead “ The
Technigue of Creative Leadershif in Human Nature and Management”.
ü Kepemimpinan sebagai kepribadian yang beraksi dalam
kondisi-kondisi kelompok.
Tidak saja kepemimpinan itu suatu kepribadian dan suatu gejala kelompok; ia juga merupakan suatu proses sosial yang melibatkan sejumlah orang dalam kontak mental dalam mana seseorang mendominasi orang-orang lain. E.S. Bogardus “Leader and Leadership”.
Tidak saja kepemimpinan itu suatu kepribadian dan suatu gejala kelompok; ia juga merupakan suatu proses sosial yang melibatkan sejumlah orang dalam kontak mental dalam mana seseorang mendominasi orang-orang lain. E.S. Bogardus “Leader and Leadership”.
ü Kepemimpinan sebagai kemampuan/kesanggupan untuk menangani
atau menggarap orang-orang sedemikian rupa untuk mencapai hasil yang sebesar-besarnya
dengan sekecilnya mungkin pergesekan dan sebesar-besarnya (sebesar mungkin)
kerja sama F.I. Munson “ The Management
of Man”.
ü Kepemimpinan seorang seni mendorong/mempengaruhi orang-orang
lain untuk mengerjakan apa yang dikehendaki seseorang pemimpin untuk
dikerjakannya. C.M. Bundel “Is
Leadership losing its importance ?”
ü Kepemimpinan sebagai proses dengan mana pemimpin mendorong,
mempengaruhi bawahan untuk berprilaku seperti yang dikehendaki. W.G. Bennis “Leadership Theory and
Administration Behavior”
ü Kepemimpinan mencakup kegiatan mempengaruhi perubahan dalam
perbuatan orang-orang. J.B. NASH
“Leadership”
ü Kepemimpinan sebagai kegiatan mempengaruhi orang-orang untuk
bekerja sama dalam rangka mencapai tujuan yang dikehendaki. Ordway Tead “ The Art of Leadership”.
ü Kepemimpinan muncul sebagai suatu hasil interaksi yang
melibatkan prilaku yang memuat seseorang terangkat keperanan sebagai pemimpin
oleh individu-individu lain. H.H.
Jennings “Leadership – a dynamic redefinition”, Journal Education School, 1944.
ü J.K. Hemphill
- Dalam “ The Leader and his Group”.
Kepemimpinan adalah perilaku seorang individu sementara ia
terlibat dalam pengerahan kegiatan-kegiatan kelompok.
- Dalam “ A Propossed Theory of leadership in small groups; Technical report”
Memimpin berarti terlibat dalam suatu tindakan memulai pembentukan struktur dalam interaksi sebagai bagian dari proses pemecahan masalah-masalah bersama.
Memimpin berarti terlibat dalam suatu tindakan memulai pembentukan struktur dalam interaksi sebagai bagian dari proses pemecahan masalah-masalah bersama.
ü Kepemimpinan sebagai kekuatan dinamika yang pokok yang
mendorong memotivasi, dan mengkoordinasikan organisasi dalam pencapaian
tujuan-tujuannya. R. C. Davis “The Fundamentals
of Top Management”.
ü Kepemimpinan adalah manajemen mengenal manusia dengan jalan
persuasi dan inspirasi dan bukannya dengan pengarahan atau semacamnya, atau
ancaman, paksaan yang terselubung. C.
Schenk “Leadership” : Infantry Journal. 1928.
ü Kepemimpinan menunjukkan kemampuan mempengaruhi orang-orang
dalam mencapai hasil-hasil melalui himbauan emosional dan bukannya melalui
penggunaan kekerasan/wewenang. C.V.
Cleeton & C.W. Mason “Executive Ability its Discovery and Development"
ü Kepemimpinan adalah seni perlakuan terhadap manusia. Ini
adalah seni mempengaruhi sejumlah orang dengan persuasi atau dengan teladan
untuk mengikuti serangkaian tindakan.
N. Copeland “Psychology and the Soldier”
ü Kepemimpinan adalah kegiatan mempersuasi orang-orang untuk
bekerjasama dalam pencapaian suatu tujuan bersama. H. Kootz & O’ Donnel “ Principles of Management”
39. C. K. Warriner “ Leadership in the small Group”, American Journal Soc, 1955
39. C. K. Warriner “ Leadership in the small Group”, American Journal Soc, 1955
ü Kepemimpinan sebagai suatu bentuk hubungan diantara
orang-orang, dimana mengharuskan seseorang atau lebih bertindak sesuai dengan
permintaan pihak lain.
Kepemimpinan dalam arti luas adalah suatu hubungan antara pemimpin dan yang dipimpin dalam mana pemimpin lebih banyak mempengaruhi dari pada dipengaruhi; disebabkan karena pemimpin menghendaki yang dipimpin berbuat seperti dia dan tidak berbuat lain yang dimaui sendiri. H. Gerth & C.W. Mills “Character and Social Structure”.
Kepemimpinan dalam arti luas adalah suatu hubungan antara pemimpin dan yang dipimpin dalam mana pemimpin lebih banyak mempengaruhi dari pada dipengaruhi; disebabkan karena pemimpin menghendaki yang dipimpin berbuat seperti dia dan tidak berbuat lain yang dimaui sendiri. H. Gerth & C.W. Mills “Character and Social Structure”.
ü Kepemimpinan sebagai proses pengaturan suatu situasi
sedemikian rupa, sehingga anggota-anggota kelompok termasuk si pemimpin, dapat
mencapai tujuan bersama dengan hasil maksimum dan dengan waktu dan kerja
minimum. R. M. Bellows “Creative
Leadership”.
ü Ralp M. Stogdill (1950) Is the process of influencing group activities toward
goal setting and goal achievement (proses mempengaruhi kegiatan kelompok,
menuju kearah penentuan tujuan dan mencapai tujuan).
- Dalam “Individual Behavior and Group Achievement”
Kepemimpinan
adalah permulaan pembentukan struktur dan memeliharanya dalam harapan dan
interaksi.
- Dalam “A Handbook of Leadership” yang dikutip oleh
Prof. Drs. S. Pamuji, MPA,
a)
Leadership As A Focus
Of Group Process (Kepemimpinan
sebagai titik pusat proses kelompok)
b)
Leadership As Personality
And Its Effects (Kepemimpinan
sebagai kepribadian seseorang yang memiliki sejumlah perangai (Traits) dan
watak (Character) yang memadai dari suatu kepribadian)
c)
Leadership As The Art
Of Inducing Comliance (Kepemimpinan
sebagai seni untuk menciptakan kesesuaian paham, kesepakatan)
d)
Leadership As The
Exercise Of Its Influence (Kepemimpinan
sebagai pelaksanaan pengaruh)
e)
Leadership As Act Or Behavior
(Kepemimpinan sebagai tindakan atau prilaku)
f)
Leadership As A From Of
Persuasion (Kepemimpinan adalah
bentuk persuasi)
g)
Leadership As A Power
Relation
(Kepemimpinan sebagai suatu hubungan
kekuasaan/kekuatan)
h)
Leadership Is An
Instrumental Of Goal Achievement (Kepemimpinan adalah sarana pencapaian tujuan)
i)
Leadership As An Effect
Of Interaction (Kepemimpinan adalah
suatu hasil dari interaksi)
j)
Leadership As A
Deferentiated Role (Kepemimpinan
adalah peranan yang dipilahkan)
k)
Leadership As The
Initiation Of Structur (Kepemimpinan
sebagai awal dari pada struktur)
Dari uraian diatas dapat diambil
kesimpulan bahwa kepemimpinan adalah kemampuan untuk mempengaruhi perilaku
Aeseorang atau sekelompok orang untuk meneapai tujuan tertentu pada situasi
tertentu. Kepemimpinan merupakan masalah sosial yang di dalamnya terjadi
interaksi antara pihak yang memimpin dengan pihak yang dipimpin untuk mencapai
tujuan bersama, baik dengan cara mempengafuhi, membujuk, memotivasi dan
mengkoordinasi. Dari sini dapat dipahami bahwa tugas utatna seorang pemimpin
dalam menjalankan kepemimpinannya tidak hanya terbatas pada kemampuannya dalam
melaksanakan program-program saja, tetapi lebih dari itu yaitu pemimpin harus
mempu melibatkan seluruh lapisan organisasinya, anggotanya atau masyarakatnya
untuk ikut berperan aktif sehingga mereka mampu memberikan kontribusi yang
posetif dalam usaha mencapai tujuan.
Faktor-faktor penting yang terdapat dalam pengertian
kepemimpinan:
1. Pendayagunaan Pengaruh
2. Hubungan Antar Manusia
3. Proses Komunikasi dan
4. Pencapaian Suatu
Tujuan.
Unsur-Unsur Mendasar
Unsur-unsur yang mendasari
kepemimpinan dari defmisi-defmisi yang dikemukakan di atas, adalah:
1. Kemampuan
mempengaruhi orang lain (kelompok/bawahan).
2. Kemampuan
mengarahkan atau memotivasi tingkah laku orang lain atau kelompok.
3. Adanya
unsur kerja sama untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
1.2 Teori Kepemimpinan
1. Teori
Sifat
Teori ini
bertolak dari dasar pemikiran bahwa keberhasilan seorang pemimpin ditentukan
oleh sifat-sifat, perangai atau ciri-ciri yang dimiliki pemimpin itu. Atas
dasar pemikiran tersebut timbul anggapan bahwa untuk menjadi seorang
pemimpin yang berhasil, sangat ditentukan oleh kemampuan pribadi pemimpin. Dan
kemampuan pribadi yang dimaksud adalah kualitas seseorang dengan berbagai
sifat, perangai atau ciri-ciri di dalamnya. Ciri-ciri ideal yang perlu dimiliki
pemimpin menurut Sondang P Siagian (1994:75-76) adalah:
v pengetahuan umum yang luas, daya
ingat yang kuat, rasionalitas, obyektivitas, pragmatisme, fleksibilitas,
adaptabilitas, orientasi masa depan;
v sifat inkuisitif, rasa tepat waktu,
rasa kohesi yang tinggi, naluri relevansi, keteladanan, ketegasan, keberanian,
sikap yang antisipatif, kesediaan menjadi pendengar yang baik, kapasitas
integratif;
v kemampuan untuk bertumbuh dan
berkembang, analitik, menentukan skala prioritas, membedakan yang urgen dan
yang penting, keterampilan mendidik, dan berkomunikasi secara
efektif.
Walaupun
teori sifat memiliki berbagai kelemahan (antara lain : terlalu bersifat
deskriptif, tidak selalu ada relevansi antara sifat yang dianggap unggul dengan
efektivitas kepemimpinan) dan dianggap sebagai teori yang sudah kuno, namun apabila
kita renungkan nilai-nilai moral dan akhlak yang terkandung didalamnya mengenai
berbagai rumusan sifat, ciri atau perangai pemimpin; justru sangat diperlukan
oleh kepemimpinan yang menerapkan prinsip keteladanan.
2. Teori Perilaku
Dasar pemikiran teori ini adalah
kepemimpinan merupakan perilaku seorang individu ketika melakukan kegiatan
pengarahan suatu kelompok ke arah pencapaian tujuan. Dalam hal ini, pemimpin
mempunyai deskripsi perilaku:
a. konsiderasi
dan struktur inisiasi
Perilaku seorang pemimpin yang
cenderung mementingkan bawahan memiliki ciri ramah tamah,mau
berkonsultasi, mendukung, membela, mendengarkan, menerima usul dan memikirkan
kesejahteraan bawahan serta memperlakukannya setingkat dirinya. Di samping itu
terdapat pula kecenderungan perilaku pemimpin yang lebih mementingkan tugas
organisasi.
b. berorientasi
kepada bawahan dan produksi
perilaku pemimpin yang berorientasi
kepada bawahan ditandai oleh penekanan pada hubungan atasan-bawahan, perhatian
pribadi pemimpin pada pemuasan kebutuhan bawahan serta menerima perbedaan
kepribadian, kemampuan dan perilaku bawahan. Sedangkan perilaku pemimpin yang
berorientasi pada produksi memiliki kecenderungan penekanan pada segi teknis
pekerjaan, pengutamaan penyelenggaraan dan penyelesaian tugas serta pencapaian
tujuan.
Pada sisi lain, perilaku pemimpin
menurut model leadership continuum pada dasarnya ada dua yaitu berorientasi
kepada pemimpin dan bawahan. Sedangkan berdasarkan model grafik kepemimpinan,
perilaku setiap pemimpin dapat diukur melalui dua dimensi yaitu perhatiannya
terhadap hasil/tugas dan terhadap bawahan/hubungan kerja.
Kecenderungan perilaku pemimpin pada
hakikatnya tidak dapat dilepaskan dari masalah fungsi dan gaya kepemimpinan
(JAF.Stoner, 1978:442-443)
3. Teori
Situasional
Keberhasilan seorang pemimpin
menurut teori situasional ditentukan oleh ciri kepemimpinan dengan perilaku
tertentu yang disesuaikan dengan tuntutan situasi kepemimpinan dan situasi organisasional
yang dihadapi dengan memperhitungkan faktor waktu dan ruang. Faktor situasional
yang berpengaruh terhadap gaya kepemimpinan tertentu menurut Sondang P. Siagian
(1994:129) adalah
·
Jenis
pekerjaan dan kompleksitas tugas;
·
Bentuk
dan sifat teknologi yang digunakan;
·
Persepsi,
sikap dan gaya kepemimpinan;
·
Norma
yang dianut kelompok;
·
Rentang
kendali;
·
Ancaman
dari luar organisasi;
·
Tingkat
stress;
·
Iklim yang terdapat dalam organisasi.
Efektivitas kepemimpinan seseorang
ditentukan oleh kemampuan "membaca" situasi yang dihadapi dan
menyesuaikan gaya kepemimpinannya agar cocok dengan dan mampu memenuhi tuntutan
situasi tersebut. Penyesuaian gaya kepemimpinan dimaksud adalah kemampuan
menentukan ciri kepemimpinan dan perilaku tertentu karena tuntutan situasi
tertentu. Sehubungan dengan hal tersebut berkembanglah model-model kepemimpinan
berikut:
a. Model kontinuum Otokratik-Demokratik
Gaya dan
perilaku kepemimpinan tertentu selain berhubungan dengan situasi dan
kondisi yang dihadapi, juga berkaitan dengan fungsi kepemimpinan tertentu yang
harus diselenggarakan. Contoh: dalam hal pengambilan keputusan, pemimpin
bergaya otokratik akan mengambil keputusan sendiri, ciri kepemimpinan yang
menonjol ketegasan disertai perilaku yang berorientasi pada penyelesaian
tugas.Sedangkan pemimpin bergaya demokratik akan mengajak bawahannya untuk
berpartisipasi. Ciri kepemimpinan yang menonjol di sini adalah menjadi
pendengar yang baik disertai perilaku memberikan perhatian pada
kepentingan dan kebutuhan bawahan.
b. Model " Interaksi Atasan-Bawahan" :
Menurut model ini, efektivitas kepemimpinan
seseorang tergantung pada interaksi yang terjadi antara pemimpin dan bawahannya
dan sejauhmana interaksi tersebut mempengaruhi perilaku pemimpin yang
bersangkutan.
Seorang akan menjadi
pemimpin yang efektif, apabila:
§ Hubungan atasan dan bawahan dikategorikan
baik;
§ Tugas yang harus dikerjakan bawahan
disusun pada tingkat struktur yang tinggi;
§ Posisi kewenangan pemimpin tergolong
kuat.
c. Model Situasional
Model ini menekankan bahwa
efektivitas kepemimpinan seseorang tergantung pada pemilihan gaya kepemimpinan
yang tepat untuk menghadapi situasi tertentu dan tingkat kematangan jiwa
bawahan. Dimensi kepemimpinan yang digunakan dalam model ini adalah perilaku
pemimpin yang berkaitan dengan tugas kepemimpinannya dan hubungan
atasan-bawahan. Berdasarkan dimensi tersebut, gaya kepemimpinan yang dapat
digunakan adalah
ü Memberitahukan;
ü Menjual;
ü Mengajak bawahan berperan serta;
ü Melakukan pendelegasian.
d. Model " Jalan- Tujuan "
Seorang pemimpin yang efektif
menurut model ini adalah pemimpin yang mampu menunjukkan jalan yang dapat
ditempuh bawahan. Salah satu mekanisme untuk mewujudkan hal tersebut yaitu
kejelasan tugas yang harus dilakukan bawahan dan perhatian pemimpin kepada
kepentingan dan kebutuhan bawahannya. Perilaku pemimpin berkaitan dengan hal tersebut harus
merupakan faktor motivasional bagi bawahannya.
e. Model "Pimpinan-Peran serta Bawahan" :
Perhatian utama model ini adalah
perilaku pemimpin dikaitkan dengan proses pengambilan keputusan. Perilaku
pemimpin perlu disesuaikan dengan struktur tugas yang harus diselesaikan oleh
bawahannya.
Salah satu syarat penting untuk
paradigma tersebut adalah adanya serangkaian ketentuan yang harus ditaati oleh
bawahan dalam menentukan bentuk dan tingkat peran serta bawahan dalam
pengambilan keputusan. Bentuk dan tingkat peran serta bawahan tersebut
"didiktekan" oleh situasi yang dihadapi dan masalah yang ingin
dipecahkan melalui proses pengambilan keputusan.
1.3 Fungsi
Kepemimpinan
1. Fungsi Perencanaan
Seorang
pemimpin perlu membuat perencanaan yang menyeluruh bagi organisasi dan bagi
diri sendiri selaku penanggung jawab tercapainya tujuan organisasi.
Manfaat – manfaat tersebut antara lain:
1) Perencanaan
merupakan hasil pemikiran dan analisa situasi dalam pekerjaanuntuk memutuskan
apa yang akan dilakukan
2) Perencanaan
berarti pemikiran jauh ke depan disertai keputusan – keputusan yang berdasarkan
atas fakta – fakta yang diketahui
3) Perencanaan
berarti proyeksi atau penempatan diri ke situasi pekerjaan yang akan dilakukan
dan tujuan atau target yang akan dicapai.
Perencanaan meliputi dua hal, yaitu:
a. Perencanaan tidak tertulis yang akan
digunakan dalam jangka pendek, pada keadaan darurat, dan kegiatan yang bersifat
terus menerus.
b. Perencanaan tertulis yang akan digunakan
untuk menentukan kegiatan – kegiatan yang akan dilakukan atas dasar jangka
panjang dan penentukan prosedur – prosedur yang diperlukan.
Setiap rencana yang baik akan berisi:
a.
Maksud dan tujuan yang tetap dan dapat dipahami
b.
Penggunaan sumber – sumber enam M secara tepat
c.
Cara dan prosedur untuk mencapai tujuan tersebut
2. Fungsi
memandang ke depan
Seorang pemimpin yang senantiasa memandang ke depan berarti akan mampu
mendorong apa yang akan terjadi serta selalu waspada terhadap kemungkinan. Hal
ini memberikan jaminan bahwa jalannya proses pekerjaan ke arah yang dituju akan
dapat berlangusng terus menerus tanpa mengalami hambatan dan penyimpangan yang
merugikan. Oleh sebab seorang pemimpin harus peka terhadap perkembangan situasi
baik di dalam maupun diluar organisasi sehingga mampu mendeteksi
hambatan-hambatan yang muncul, baik yang kecil maupun yang besar.
3. Fungsi
pengembangan loyalitas
Pengembangan kesetiaan ini tidak saja diantara pengikut, tetapi juga
unutk para pemimpin tingkat rendah dan menengah dalam organisai. Untuk mencapai
kesetiaan ini, seseorang pemimpin sendiri harus memberi teladan baik dalam
pemikiran, kata-kata, maupun tingkah laku sehari – hari yang menunjukkan kepada
anak buahnya pemimpin sendiri tidak pernah mengingkari dan menyeleweng dari
loyalitas segala sesuatu tidak akan dapat berjalan sebagaimana mestinya.
4. Fungsi
Pengawasan
Fungsi pengawasan merupakan fungsi pemimpin untuk senantiasa meneliti
kemampuan pelaksanaan rencana. Dengan adanya pengawasan maka hambatan –
hambatan dapat segera diketemukan, untuk dipecahkan sehingga semua kegiatan
kembali berlangsung menurut rel yang elah ditetapkan dalam rencana .
5. Fungsi
mengambil keputusan
Pengambilan keputusan merupakan fungsi kepemimpinan yang tidak mudah
dilakukan. Oleh sebab itu banyak pemimpin yang menunda untuk melakukan
pengambilan keputusan. Bahkan ada pemimpin yang kurang berani mengambil
keputusan. Metode pengambilan keputusan dapat dilakukan secara individu,
kelompok tim atau panitia, dewan, komisi, referendum, mengajukan usul tertulis
dan lain sebagainya.
6. Fungsi
memberi motivasi
Seorang pemipin perlu selalu bersikap penuh perhatian terhadap anak
buahnya. Pemimpin harus dapat memberi semangat, membesarkan hati, mempengaruhi
anak buahnya agar rajinbekerja dan menunjukkan prestasi yang baik terhadap organisasi
yang dipimpinnya. Pemberian anugerah yang berupa ganjaran, hadiah, piujian atau
ucapan terima kasih sangat diperlukan oleh anak buah sebab mereka merasa bahwa
hasil jerih payahnya diperhatikan dan dihargai oleh pemimpinnya.
Di lain pihak, seorang pemimpin harus berani dan mampu mengambil
tindakan terhadap anak buahnya yang menyeleweng, yang malas dan yang telah
berbuat salah sehingga merugikan organisasi, dengan jalan memberi celaan,
teguran, dan hukuman yang setimpal dengan kesalahannya. Untuk melaksanakan
fungsi fungsi ini sebaik- baiknya, seorang pemimpin perlu menyelenggarakan
daftar kecakapan dan kelakuan baik bagi semua pegawai sehingga tercatat semua
hadiah maupun hukuman yang telah diberikan kepada mereka.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan agar
kepemimpinan dapat berperan dengan baik, antara lain:
1)
Yang menjadi dasar utama dalam efektivitas
kepemimpinan bukan pengangkatan atau penunjukannya, melainkan penerimaan orang
lain terhadap kepemimpinan yang bersangkutan
2)
Efektivitas kepemimpinan tercermin dari
kemampuannya untuk tumbuh dan berkembang
3)
Efektivitas
kepemimpinan menuntut kemahiran untuk “membaca” situasi
4)
Perilaku seseorang tidak terbentuk begitu saja,
melainkan melalui pertumbuhan dan perkembangan
5)
Kehidupan organisasi yang dinamis dan serasi dapat
tercipta bila setiap anggota mau menyesuaikan cara berfikir dan bertindaknya
untuk mencapai tujuan organisasi.
Menurut William R. Lassey dalam bukunya Dimension of
Leadership, menyebutkan dua macam fungsi kepemimpinan, yaitu kepemimpinan,
yaitu :
1. Fungsi menjalankan tugas
Fungsi ini harus dilakukan untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan. Yang tergolong fungsi ini adalah :
a. Kegiatan berinisiatif, antara lain usul pemecahan masalah,
menyarankan gagasan – gagasan baru, dan sebagainya.
b. Mencari informasi,
antara lain mencari klasifikasi terhadap usul – usul atau saran serta mencari
tambahan informasi yang diperlukan.
c. Menyampaikan data atau informasi yang sekiranya ada kaitannya
dengan pengalamannya sendiri dalam menghadapi masalah yang serupa.
d. Menyampaikan pendapat atau penilaian atas saran – saran yang
diterima.
e. Memeberikan penjelasan dengan contoh – contoh yang lebih
dapat mengembangkan pengertian.
f. Menunjukkan kaitan antara berbagai gagasan atau saran-saran
dan mencoba mengusulkan rangkuman gagasan atau saran menjadi satu kesatuan.
g. Merangkum
gagasan-gagasan yang ada kaitannya satu sama lain menjadi satu dan
mengungkapkan kembali gagasan tersebut setelah didiskusikan dalam kelompok.
h. Menguji apakah gagasan-gagasan tersebut dapat dilaksanakan
dan menilai keputusan-keputusan yang akan dilaksanakan.
i.
Membandingkan keputusan
kelompok dengan standar yang telah ditetapkan dan mengukur pelaksanaannya
dengan tujuan yangb telah ditetapkan.
j.
Menentukan
sumber-sumber kesulitan, menyiapkan langkah-langkah selanjutnya yang
diperlukan, dan mengatasi rintangan yang dihadapi untuk mencapai kemajuan yang
diharapkan.
2. Fungsi pemeliharaan.
Fungsi ini mengusahakan kepuasan, baik bagi pemeliharaan dan
pengembangan kelompok untuk kelangsungan hidupnya. Yang termasuk fungsi ini
antara lain :
a. Bersikap ramah, hangat dan tanggap terhadap orang lain, mau
dan dapat memujiorang lain atau idenya, serta dapat menerima dan menyetujui
sumbangan fikiran orang lain.
b. Mengusahakan kepada kelompok, mengusahakan setiap anggota
berbicara dengan waktu yang dibatasi, sehingga anggota kelompok lain
berkesempatan untuk mendengar.
c. Menentukan penggunaan standar dalam pemilihan isi, prosedur
dan penilaian keputusan serta mengingatkan kelompok untuk meniadakan keputusann
yang bertentangan dengan pedoman kelompok.
d. Mengikuti keputusan kelompok, menerima ide orang lain,
bersikap sebagai pengikut/pendengar sewaktu kelompok sedang berdiskusi dan
mengambil keputusan.
e. Menyelesaikan perbedaan-perbedaan pendapat dan bertindak sebagai untuk mengkompirmasikan pemecahan masalah.
Disamping kedua pendapat tersebut
tentang fungsi kepemimpinan, pendapat lain mengemukakan bahwa fungsi
kepemimpinan adalah memberikan pendapat yang terakhir mengatakan bahwa fungsi
kepemimpinan adalah menciptakan struktur untuk pencapaian tujuan,
mempertahankan dan mengamankan integritas organisasi dan medamaikan perbedaan
yang terjadi dalam kelompok menuju ke arah kesepakatan bersama.
1.4 Tipe-
Tipe Kepemimpinan
1.
Tipe Otokratik
Dilihat
dari persepsinya seorang pemimpin yang otokratik adalah seorng yang
sangat
egois. Seorang pemimpin yang otoriter akan menunjuukkan sikap yang
menonjol
”keakuannya”, antara lain dalam bentuk:
•
Kecenderungan memperlakukan para bawahannya sama dengan alat-alat
lain ddalam organisasi,
seperti mesin, dan dengan demikian kurang
menghargai harkat dan
martabat mereka.
•
Pengutamaan orientasi terhadap pelaksanaan dan penyelesaian tugas tanpa
mengaitkan
pelaksanaan tugas itu dengan kepentingan dan kebutuhan para
bawahannya.
•
Pengabaian peran para bawahan dalam proses pemgambilan keputusan.
Gaya
kepemimpinan yang dipergunakan adalah:
•
Menuntut ketaatan penuh dari bawahannya.
•
Dalam menegakkan disiplin menunjukkan keakuannya.
•
Bernada keras dalam pemberian perintah atau instruksi.
•
Menggunakan pendekatan punitif dalam hal terjaduinya penyimpangn
oleh
bawahan.
2.
Tipe Paternalistik
Tipe
pemimpin paternalistik hanya terdapat dilingkungan masyarakat yang
bersifat
tradisional, umumnya dimasyarakat agraris. Salah satu ciri utama
masyarakat
tradisional ialah rasa hormat yang tinggi yang ditujukan oleh para
anggota
masyarakat kepada orang tua atau seseorang yang dituakan. Pemimpin seperti ini
kebapakan, sebagai tauladan atau panutan masyarakat. Biasanya tokoh- tokoh adat
, para ulama dan guru. Pemimpin ini sangat mengembangkan sikap kebersamaan.
3. Kharismatik
Tidak
banyak hal yang dapat disimak dari literatur yang ada tentang kriteria
kepemimpinan
yang kharismatik. Memang ada karakteristiknya yang khas yaitu
daya
tariknya yang sangat memikat sehingga mampu memperoleh pengikut yang
jumlahnya
kadang-kadang sangat besar. Tegasnya seorang pemimpin yang
kharisnatik
adalah seseorang yang dikagumi oleh banyak pengikut meskipun para
pengikut
tersebut tidk selalu dapat menjelaskan secara konkret mengapa orang
tersebut
dikagumi
4.
Tipe Laissez Faire
Pemimpin
ini berpandangan bahwa umumnya organisasi akan berjalan lancar
dengan
sendirinya karena para anggota organisasi terdiri dari orang-orang yang sudah
dewasa yang mengetahui apa yang menjadi tujuan organisasi, sasaran- sasaran apa
yang ingin di capai, tugas yang harus ditunaikan oleh masing-masing anggota dan
pemimpin tidak terlalu sering intervensi .
5.
Tipe Demokratis
a.
Pemimpin yang demokratik biasanya memandang peranannya selaku
koordinator
dan integrator dari berbagai unsur dan komponen organisasi.
b.
Menyadari bahwa mau tidak mau organisasi harus disusun sedemikian rupa
sehingga menggambarkan
secara jelas aneka ragam tugas dan kegiatan yang tidak bisa tidak harus
dilakukan demi tercapainya tujuan.
c.
Melihat kecenderungan adanya pembagian peranan sesuai dengan tingkatnya.
d.
Memperlakukan manusia dengan cara yang manusiawi dan menjunjung harkat
dan
martabat manusia
1.5
Ciri Kepemimpinan
Banyak ciri-ciri
pemimpin dan kepemimpinan yang ditampilkan oleh para pakar
yang meliputi ciri-ciri
fisik, ciri-ciri intelektual, dan ciri-ciri kepribadian. Dr.W.A.
Gerungan telah
mengetengahkan ciri-ciri yang dimiliki oleh kebanyakan pemimpin yang baik dan
dijadikan perhatian para penilai ketika sedang melaksanakan penyaringan
terhadap calon-calon pemimpin dalam latihan-latihan kader kepemimpinan.
Penjelasannya sebagai berikut:
1. Persepsi Sosial
Persepsi
sosial dapat diartikan sebagai kecakapan dalam melihat dan memahami
perasaan,
sikap dan kebutuhan anggota-anggota kelompok. Kecakapan ini sangat
dibutuhkan
untuk memenuhi tugas kepemimpinan. Persepsi sosial ini terutama
diperlukkan
oleh seorang pemimpin untuk dapat melaksanakan tugasnya dalam
memberikan
pandangan dan patokkan yang menyeluruh dari keadaan-keadaan didalam dan diluar
kelompok.
2. Kemampuan berpikir abstrak
Kemampuan
berpikir abstrak dapat menjadikkan indikasi bahw seseorang
mempunyai
kecerdasan yang tinggi. Kemampuan abstrak yang sebenarnya merupakan
salah
satu segi dari struktur intelegensi, khusus dibutuhkan oleh seorang pemimpin
untuk dapat menafsirkan kecenderungan-kecenderungan kegiatan di dalam kelompok
dan keadaan umum diluar kelompok dalam hubungannya degan tujuan kelompok. Ini
berarti bahwa ketajaman persepsi dan kemampuan menganalisis didampingi oleh
kemampuan abstrak dan mengintegrasikan fakta-fakta interaksi sosial didalam dan
diluar kelompok. Kemampuan tersebut memerlukan taraf intelegensia yang tinggi
pada seorang pemimpin yang harus diarahkan oleh persepsi sosial yang telah
diterangkan diatas.
3. Keseimbangan emosional
Merupakan faktor paling penting dalam kepemimpinan.
Jelasnya, pada diri
seorang pemimpin harus terdapat kematangan emoional
yang berdasarkan kesadaran yang mendalam akan kebutuhan-kebutuhan,
keinginan-keinginan, cita-cita, dan alam perasaan, serta pengintegrasian
kesemuanya itu kedalam suatu kepribadian yang harmonis. Dan ini bukanlah suatu
kepribadian harmoni yang beku dan statis, melainkan Suatu harmoni dalam
ketegangan-ketegangan emosional, suatu keseimbangan yang dinamis, yang dapat
bergerak kemana-mana, tetapi mempunyai dasar yang matang dan stabil. Kematangan
emosional ini diperlukkan oleh seorang pemimpin untuk dapat turut merasakan
keinginan dan cita-cita anggota kelompok dalam rangka melaksanakan tugas
kepemimpinan dengan sukses.
Karakteristik seorang pemimpin
didasarkan kepada prinsip-prinsip (Stephen R. Coney) sebagai berikut:
1. Seorang
yang belajar seumur hidup : Tidak hanya melalui pendidikan formal, tetapi juga
diluar sekolah. Contohnya, beJajar melalui membaca, menulis, observasi, dan
mendengar. Mempunyai pengalaman yang baik maupun yang buruk sebagai sumber
belajar.
2. Berorientasi
pada pelayanan : Seorang pemimpin tidak dilayani tetapi melayani, sebab prinsip
pemimpjn dengan prinsip melayani berdasarkan karir sebagai tujuan utama. Dalam
memberi pelayanan, pemimpin seharusnya lebih berprinsip pada pelayanan yang
baik.
3. Membawa
energi yang positif : Setiap orang mempunyai energi dan semangat. Menggunakan
energi yang positif didasarkan pada keikhlasan dan keinginan mendukung
kesuksesan orang lain. Untuk itu dibutuhkan energi positif untuk membangun
hubungan baik. Seorang pemimpin hams dapat dan mau bekerja untuk jangka waktu
yang lama dan kondisi tidak ditentukan. Oleh karena itu, seorang pemimpin haras
dapat menunjukkan energi yang positif, seperti;
a. Percaya pada
orang lain :
Seorang pemimpin mempercayai orang
lain termasuk
staf bawahannya, sehingga mereka mempunyai motivasi dan mempertahankan
pekerjaan yang baik. Oleh karena itu, kepercayaan harus diikuti dengan
kepedulian.
staf bawahannya, sehingga mereka mempunyai motivasi dan mempertahankan
pekerjaan yang baik. Oleh karena itu, kepercayaan harus diikuti dengan
kepedulian.
b. Keseimbangan
dalam kehidupan :
Seorang pemimpin haras dapat
menyeimbangkan tugasnya. Berorientasi kepada prinsip kemanusiaan dan
keseimbangan diri antara kerja dan olah raga, istirahat dan rekreasi.
Keseimbangan juga berarti seimbang antara kehidupan dunia dan akherat.
keseimbangan diri antara kerja dan olah raga, istirahat dan rekreasi.
Keseimbangan juga berarti seimbang antara kehidupan dunia dan akherat.
c. Melihat
kehidupan sebagai tantangan :
Kata 'tantangan' sering
diinterpretasikan negatif. Dalam hal ini tantangan berarti kemampuan untuk
menikmati hidup dan segala konsekuensinya. Sebab kehidupan adalah suatu
tantangan yang dibutuhkan, mempunyai rasa aman yang datang dari dalam diri
sendiri. Rasa aman tergantung pada inisiatif, ketrampilan, kreatifitas,
kemauan, keberanian, dinamisasi dan kebebasan.
d. Sinergi :
Orang yang berprinsip senantiasa
hidup dalam sinergi dan satu katalis perubahan, Mereka selalu mengatasi
kelemahannya sendiri dan lainnya. Sinergi adalah kerja kelompok dan memberi
keuntungan kedua belah pihak. Menurut The New Brolier Webster International
Dictionary, Sinergi adalah satu kerja kelompok, yang mana memberi hasil
lebih efektif dari pada bekerja secara perorangan. Seorang pemimpin harus dapat
bersinergis dengan setiap orang,atasan, staf, teman sekerja.
e. Latihan mengembangkan
diri sendiri :
Seorang pemimpin harus dapat
memperbaharui diri sendiri untuk mencapai keberhasilan yang tinggi. Jadi dia
tidak hanya berorientasi pada proses. Proses dalam mengembangkan diri terdiri
dari beberapa komponen yang berhubungan dengan:
1. Pemahaman
materi;
2. Memperluas
materi melalui belajar dan pengalaman;
3. Mengajar
materi kepada orang lain;
4. Mengaplikasikan
prinsip-prinsip;
5. Memonitoring
hasil;
6. Merefleksikan
kepada hasil;
7. Menambahkan
pengetahuan baru yang diperlukan materi;
8. Pemahaman
baru; dan Kembali menjadi diri sendiri lagi
Syarat pemimpin
yang baik
Hasil dari
penelitian menunjukkan bahwa seorang yang tergolong sebagai
pemimpin adalah seorang
yang pada waktu lahirnya yang berhasil memang telah
diberkahi dengan
bakat-bakat kepemimpinan dan karirnya mengembangkan bakat
genetisnya melalui
pendidikan pengalaman kerja.
Pengembangan
kemampuan itu adalah suatu proses yang berlangsung terus - menerus dengan
maksud agar yang bersangkutan semakin memiliki lebih banyak ciri-ciri
kepemimpinan.
Walaupun
belum ada kesatuan pendapat antara para ahli mengenai syarat-syarat ideal yang
harus dimiliki oleh seorang pemimpin, akan tetapi beberapa di antaranya yang
terpenting adalah sebagai berikut :
a) Memiliki inteligensi
yang tinggi dan pendidikan umum yang luas
b) Bersifat ramah tamah
dalam tutur kata, sikap, dan perbuatan
c) Berwibawa dan
memiliki daya tarik
d) Sehat jasmaniah
maupun rohaniah (fisik maupun mental)
e) Kemampuan analistis
f) Memiliki daya ingat
yang kuat
g) Mempunyai kapasitas
integratif
h) Keterampilan
berkomunikasi
i) Keterampilan
mendidik
j) Personalitas dan
objektivitas
k)Jujur (terhadap diri
sendiri, atasan, bawahan, sesama pegawai)
1.6 Hambatan dalam kepemimpinan
1.
Fakor internal
Kurangnya motivasi dari
pemimpin itu sendir, emosi yang tidak stabil, tidak
percata diri, takut
dalam mengambil resiko, terbatasnya kecakapan pemimpin.
2.
Fakor eksternal
Tidak adanya dukungan
dari orang terdekat, tidak adanya dukungan dari
bawahan, terlalu banyak
tekanan.
1.7
Unsur Kepemimpinan
Unsur intern kepemimpinan adalah unsur yang muncul dari dalam diri
seorang pemimpin. Unusur intern membentuk sikap, sifat, dan karakter seorang
pemimpin dan keluar menjadi sebuah unsur utama yang menjadikan seorang pemimpin
itu tampak dan membentuk unsur ekstern. Jadi terdapat relasi yang sangat kuat
antara unsur intern dan unsur ekstern.
Unsur intern kepemimpinan dibentuk dari
keinginan atau niat, memiliki pola pikir, nurani serta tanggungjawab. Dari
hal-hal itu maka akan terbentuk unsur ekstern yaitu pengaruh, perubahan, dan
pengikut. Semua unsur inilah yang membentuk soerang pemimpin menjadi pemimpin
yang selalu diharapkan oleh orang-orang disekitar.
1.8 Pendekatan-Pendekatan
Studi Kepemimpinan
Untuk mempelajari kepemimpinan menggunakan tiga pendekatan,
yaitu :
1. Pendekatan
pertama bahwa kepemimpinan itu tumbuh dari bakat
2. Pendekatan
kedua kepemimpinan tumbuh dari perilaku. Kedua pendekatan diatas berasumsi
bahwa seseorang yang memiliki bakat yang cocok atau memperlihatkan perilaku
yang sesuai akan muncul sebagai pemimpin dalam situasi kelompok ( organisasi )
apapun yang ia masuki.
3. Pendekatan
yang ketiga bersandar pada pandangan situasi ( situasionar perspective)
pandangan ini berasumsi bahwa kondisi yang menentukan efektifitas pemimpin.
Efektifitas pemimpin bervareasi menurut situasi tugas yang harus diselesaikan,
keterampilan dan pengharapan bawahan lingkungan organisasi dan pengalaman masa
lalu pemimpin dan bawahan. Dalam situasi yang berbeda prestasi seorang pemimpin
berbeda pula, mungkin lebih baik atau lebih buruk. Pendekatan ini memunculkan
pendekatan kontingensi yang menentukan efektifitas situasi gaya pemimpin.
BAB III
PENUTUP
1.1 Kesimpulan
Dari uraian
makalah di atas dapat disimpulkan bahwa teori kepemimpinan membicarakan
mengenai bagaimana seseorang menjadi pemimpin, atau bagaimana timbulnya seorang
pemimpin, dan teori tentang kepemimpinan itu diantaranya adalah teori kelebihan, teori sifat, teori keturunan,
teori kharismatis, teori bakat dan teori sosial Tipe kepemimpinan adalah gaya
atau corak kepemimpinan yang dibawakan oleh seorang pemimpin dalam mempengaruhi
para pengikutnya. Gaya seorang pemimpin dalam menjalankan kepemimpinan
dipengaruhi oleh berbagai faktor antara lain faktor pendidikan, pengalaman,
usia, karakter tabiat atau sifat yang ada pada diri pemimpin tersebut. Orang yang
ambisius untuk menguasai setiap situasi apabila menjadi pemimpin cenderung akan
bersifat otoriter. Orang yang mempunyai sifat kebapakan apabila menjadi
pemimpin cenderung akan menjalankan kepemimpinan yang bertipe paternalistik
sedangkan pemimpin yang tidak menguasai bidang tugas yang menjadi wewenangnya
akan menyerahkan segala sesuatunya pada bawahan sehingga gaya kepemimpinannya
cenderung bersifat laisser faire. Dalam makalah ini juga di sebutkan beberapa
hambatan- hambatan dalam kepemimpinan yaitu di bagi menjadi dua factor internal
dan eksternal serta terdapat pula syarat-syarat kepemimpinan.
1.2 Saran
Hendaknya pembaca
jika menjadi seorang pemimpin dalam suatu organisasi dapat mengambil keputusan
yang tepat dan menerapkan gaya kepmimpinan sesuai dengan situasi dengan
berbagai pertimbangan yang telah diperhutungkan secara matang.
DAFTAR PUSTAKA
http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PSIKOLOGI/195009011981032-RAHAYU_GININTASASI/kepemimpinan.pdf
No comments:
Post a Comment